Awal Nopember 2013, tepatnya tanggal 1 pukul 20an waktu Yogyakarta, aku membersamai rombongan tempat kerjaku menuju Malang. Kota yang pernah aku kunjungi puluhan tahun yang lalu. Seingatku, aku dulu melewati jalanan berkelok. Hmmmmm...ternyata masih sama, kami melewati jalan berkelok. Yang berbeda ialah kemacetan menghinggapi jalanan di kota Malang.
Dari sekian banyak kegiatan, saya suka dan sangat menikmati acara di kebun apel, yaitu memetik buah apel langsung di pohonnya. Kebun apel yang aku kunjungi tidak jauh dari jalan raya. Setelah aku hanya melewati 4-5 rumah penduduk, nampaklah pohon-pohon perdu apel. Berada di lereng dengan model teras iring, terlihat pohon apel hingga penuh batas pandangku. Saat menuruni pematang, langsung kepala ini beradu dengan buah apel. Harus hati-hati saat berjalan. karena medan naik-turun maka aku tidak bisa berjalan tanpa melihat bawah. Padahal mauku, mataku tetap menatap apel untuk memilihnya satu-satu. Masuk kebun apel, memetik sendiri buahnya dan memakan sepuasnya.
Dari sekian banyak kegiatan, saya suka dan sangat menikmati acara di kebun apel, yaitu memetik buah apel langsung di pohonnya. Kebun apel yang aku kunjungi tidak jauh dari jalan raya. Setelah aku hanya melewati 4-5 rumah penduduk, nampaklah pohon-pohon perdu apel. Berada di lereng dengan model teras iring, terlihat pohon apel hingga penuh batas pandangku. Saat menuruni pematang, langsung kepala ini beradu dengan buah apel. Harus hati-hati saat berjalan. karena medan naik-turun maka aku tidak bisa berjalan tanpa melihat bawah. Padahal mauku, mataku tetap menatap apel untuk memilihnya satu-satu. Masuk kebun apel, memetik sendiri buahnya dan memakan sepuasnya.
Apel setinggiku |
Ini salah satu pengalaman luar biasa. Dulu...aku pikir pohon apel tinggi seperti halnya pohon manggis. Wuih...ternyata aku berada diantara buahnya. Harus sering merunduk biar aman berjalan.
Menyibak pohon apel |
Buahnya lebih pendek dariku. Memilih apel tua alias masak tidak mudah bagiku. Aku tak pernah tahu ciri-cirinya. Asal ia besar, aku petik dan aku makan ia. Luar biasa, sampai capek gigiku, hehee..... Di ujung kebun apel ini, ditempat agak tersembunyi, terdapat pohon apel dengan buah kecil-kecil. Buahnya hijau semburat merah. Dibawah pohon tersebut ternyata telah duduk dengan diam-diam teman-temanku. Mereka asyik makan apel. Ternyata apel jenis ini lebih berair dan berasa sedikit segar agak asam. Sangat cocok dimakan di siang yang terik. Pantesan teman-temanku betah.
Ada satu tempat yang ingin aku kunjungi juga, kebun strowbery, sayang terlewat. Semoga suatu saat.
Ada satu tempat yang ingin aku kunjungi juga, kebun strowbery, sayang terlewat. Semoga suatu saat.
Tinggal pilih apel yang mana... Petik saja! |
wah iso keno uler apel ki
ReplyDeleteAlhamdulillah...tidak ada uler nya Pak Eko, :)
ReplyDelete