Tulisan ini terinspirasi dari status
fb page islamic motivation, sumbernya dari republika.co.id tentang adab
pergaulan suami istri. Pas baca satus ini kok tiba-tiba sudah tulisan ke-4. Akhirnya
saya buka republika.co.id dan seacrhing, ketemu deh...
Terhadir di hadapan Anda tanpa saya
edit. Republika mulai mempublikasikan Jumat, 17 Pebruari 2012, 08:47 WIB. Semoga bermanfaat
ya...
BAGIAN 1.
REPUBLIKA.CO.ID,
“Sebaik-baiknya wanita adalah yang menyenangkan jika suami melihatnya,
mentaatinya jika suami memerintahnya, dan tidak berbuat sesuatu yang dibenci
suami pada diri dan hartanya.” (HR Ahmad).
Pergaulan antara suami istri yang baik merupakan pilar tegaknya kehidupan sebuah rumah tangga. Berumah tangga, ibarat menumpang kapal di samudera luas. Terkadang tenang tanpa gelombang, sesekali berguncang diterjang ombak dan badai. Agar kehidupan sebuah keluarga langgeng, maka suami dan istri harus berperilaku sesuai adab Islami dalam perkawinan.
‘’Dengan demikian, berkah Allah akan tercurah pada keluarga tersebut,’’ ujar Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitabnya Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah. Keluarga Rasulullah SAW telah mencontohkan bagaimana suami istri bergaul dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tercipta sebuah keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah.
Banyak keluarga yang bercerai, karena suami istri tak memahami adab-adab pergaulan yang seharusnya diterapkan dalam sebuah rumah tangga. Bersumber dari Alquran dan hadis, Syekh Sayyid Nada menjelaskan adab-adab Islami yang berkaitan dengan pergaulan suami istri yang perlu diperhatikan oleh keluarga Muslim. Apa saja?
Pergaulan antara suami istri yang baik merupakan pilar tegaknya kehidupan sebuah rumah tangga. Berumah tangga, ibarat menumpang kapal di samudera luas. Terkadang tenang tanpa gelombang, sesekali berguncang diterjang ombak dan badai. Agar kehidupan sebuah keluarga langgeng, maka suami dan istri harus berperilaku sesuai adab Islami dalam perkawinan.
‘’Dengan demikian, berkah Allah akan tercurah pada keluarga tersebut,’’ ujar Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitabnya Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah. Keluarga Rasulullah SAW telah mencontohkan bagaimana suami istri bergaul dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tercipta sebuah keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah.
Banyak keluarga yang bercerai, karena suami istri tak memahami adab-adab pergaulan yang seharusnya diterapkan dalam sebuah rumah tangga. Bersumber dari Alquran dan hadis, Syekh Sayyid Nada menjelaskan adab-adab Islami yang berkaitan dengan pergaulan suami istri yang perlu diperhatikan oleh keluarga Muslim. Apa saja?
- Ketaatan isteri terhadap perintah suami
Seorang istri sudah selayaknya
taat kepada suaminya, selama tak menyuruh berbuat maksiat kepada Allah.
‘’Kecuali jika memerintahkan berbuat maksiat, tak ada ketaatan baginya,’’ papar
Syekh Sayyid Nada. Bahkan, jika suami memerintahkan istrinya untuk
melaksanakan hal-hal yang mubah, maka wajib baginya untuk melaksanakan
perintah tersebut.
Menurut Syekh Sayyid Nada, sesungguhnya suami merupakan orang yang paling berhak atas isterinya. Suami, kata dia, merupakan surga dan neraka bagi istrinya, sepertinya yang disebutkan dalam berbagai hadis. Keridhaan suami merupakan kunci surga bagi seorang istri yang salihah.
Menurut Syekh Sayyid Nada, sesungguhnya suami merupakan orang yang paling berhak atas isterinya. Suami, kata dia, merupakan surga dan neraka bagi istrinya, sepertinya yang disebutkan dalam berbagai hadis. Keridhaan suami merupakan kunci surga bagi seorang istri yang salihah.
- Seorang istri tak boleh mengizinkan orang lain masuk ke dalam rumah suaminya, kecuali atas izinnya.
Seorang istri tidak boleh
mengizinkan seorangpun masuk ke dalam rumahnya, kecuali atas izin sang suami.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi, “Janganlah seorang istri memberikan izin kepada
siapapun untuk masuk ke dalam rumah suaminya kecuali atas izinnya.” (HR
Thabrani)
Apalagi jika suami membenci orang tersebut, maka tidak halal bagi istrinya untuk mengizinkan orang itu memasuki rumah suaminya, walaupun orang tersebut masih termasuk keluarganya. ‘’Namun, seorang suami juga tidak pantas melarang keluarga isterinya mengunjungi rumahnya,’’ papar Syekh Sayyid Nada.
Apalagi jika suami membenci orang tersebut, maka tidak halal bagi istrinya untuk mengizinkan orang itu memasuki rumah suaminya, walaupun orang tersebut masih termasuk keluarganya. ‘’Namun, seorang suami juga tidak pantas melarang keluarga isterinya mengunjungi rumahnya,’’ papar Syekh Sayyid Nada.
- Istri tidak boleh menolak ajakan suaminya.
Menurut Syekh Sayyid Nada, jika
seorang suami mengajak istrinya untuk berhubungan intim, maka seorang istri
tidak boleh menolak apapun alasannya. Bahkan walaupun istrinya itu sedang marah
kepada suaminya atau terjadi perselisihan diantara keduanya. Sebab penolakan
istri kepada suami menyebabkan jatuhnya kemarahan Allah terhadap dirinya.
Nabi pernah bersabda, “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami mengajak isterinya ke tempat tidur-untuk berjima’-lalu isterinya menolak, melainkan penghuni-penghuni langit akan murka kepadanya hingga suaminya ridha kepadanya.” (HR Muslim)
Nabi pernah bersabda, “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami mengajak isterinya ke tempat tidur-untuk berjima’-lalu isterinya menolak, melainkan penghuni-penghuni langit akan murka kepadanya hingga suaminya ridha kepadanya.” (HR Muslim)
BAGIAN 2
REPUBLIKA.CO.ID, Berikut Adab
Pergaulan Suami-Istri lainnya:
- Janganlah istri menggunakan harta suaminya tanpa izin dan janganlah dia berlebih-lebihan dalam menggunakan harta suaminya tersebut.
Menurut Syekh Sayyid Nada, seorang
istri tak boleh menggunakan harta suaminya tanpa seizin suaminya. Selain itu,
seorang istri juga dilarang menghambur-hamburkan dan memboroskan harta suaminya
tanpa hak. ‘’Sebab di akhirat nanti Allah akan menanyakan tentang penggunaan
harta tersebut kepadanya,’’ tuturnya.
Harta suami merupakan amanah bagi
istrinya dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya nanti di akhirat oleh
karena itu seorang istri wajib merawat harta suaminya dengan baik.
- Janganlah seorang istri membelanjakan hartanya tanpa seizin suaminya.
Seorang istri seharusnya
membelanjakan hartanya dengan izin suaminya meskipun dia bekerja maupun kaya.
Sesungguhnya seorang suami, meskipun isterinya kaya tidak suka jika istrinya
membelanjakan hartanya sendiri tanpa seizin darinya. ‘’Sebab suami dan
anak-anaknya lebih berhak atas harta tersebut,’’ tutur Syekh Sayyid Nada.
Seorang istri yang bekerja dan
mendapatkan penghasilan, sebenarnya suaminyalah yang telah mengizinkannya
bekerja, bahkan suaminya merelakan sebagian haknya dan hak anaknya dengan
keluarnya istrinya tersebut untuk bekerja. Dengan demikian istri tidak akan
mendapatkan penghasilan sendiri jika suaminya tidak mengizinkannya bekerja.
- Hendaklah istri melayani kebutuhan suami.
Hendaklah seorang istri melayani
kebutuhan suaminya dalam batasan yang baik. Hal ini berdasarkan dalil yang
berbunyi, “Malaikat Jibril telah datang kepada Rasul dan berkata: ‘Ya
Rasullulah, Khadijah telah datang padamu dengan membawa bejana berisi sayur,
lauk pauk, atau makanan dan minuman. Apabila ia telah datang kepadamu, maka
sampaikanlah salam kepadanya dari Rabbnya dan dariku, serta kabarkan kepadanya
berita gembira dengan sebuah istana dalam surga yang terbuat dari permata ,
tanpa keributan di dalamnya dan tanpa kesusahan.”
- Menjauhi perdebatan dengan suami yang sedang marah
Sebagian besar istri jika melihat
suaminya marah-marah akan ikut bersuara keras dan mendebatnya. Sehingga suasana
pun semakin panas dan gaduh. Hal itu malah tambah memperburuk suasana. Seorang
istri yang cerdas akan berusaha meredam kemarahan suaminya. Ketika suaminya
sedang marah, dia akan diam lalu bersuara lembut untuk menenangkan suaminya.
- Menjauhi kecemburuan yang berlebihan
Kecemburuan seorang istri yang
memuncak kepada suaminya bisa menyebabkan kegoncangan hidup dan keretakan dalam
rumah tangga. Kecemburuan istri yang berlebihan akan membuat suaminya menjauh
darinya dan menyebabkan ketidakharmonisan hubungan perkawinan.
- Seorang istri hendaknya memperhatikan penampilan
Di hadapan suaminya atau di dalam
rumahnya, hendaknya seorang istri memperhatikan penampilannya atau memakai baju
yang disukai oleh suaminya. Istri harus menjaga kebersihan diri dan jangan
berpenampilan acak-acakan, apalagi berbau tak sedap di depan suaminya sehingga
suaminya enggan mendekatinya.
BAGIAN 3
REPUBLIKA.CO.ID, Ketika akad yang
sah telah dilaksanakan, maka berlakulah hak-hak dalam hubungan suami istri.
Sayyid Sabiq dalam Fikih Sunnah mengungkapkan, ada tiga macam hak
dalam hubungan suami-istri. Pertama, hak-hak istri yang wajib ditunaikan suami.
Kedua, hak-hak suami yang wajib ditunaikan istri. Ketiga, hak bersama antara
suami dan istri.
Pada bagian satu dan dua telah dibahas tentang hak suami atas istrinya. Pada tulisan ini, akan dibahas tentang adab pergaulan suami istri yang berkaitan dengan hak istri atas suaminya. Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitab Mausuu’atul Aadaab Islaamiyah mengungkapkan beberapa hak istri atas suaminya.
Pada bagian satu dan dua telah dibahas tentang hak suami atas istrinya. Pada tulisan ini, akan dibahas tentang adab pergaulan suami istri yang berkaitan dengan hak istri atas suaminya. Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitab Mausuu’atul Aadaab Islaamiyah mengungkapkan beberapa hak istri atas suaminya.
- Pertama, suami berpenampilan menyenangkan di hadapan istrinya.
Ibnu Abbas pernah berkata,
”Sesunguhnya aku senang berhias untuk istri sebagaimana aku senang jika istriku
berhias untukku.” Selanjutnya, Ibnu Abbas membaca firman Allah SWT, ‘’... Dan
para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang
makruf…’’ (QS Al-Baqarah: 228). (//Tafsir Ibnu Katsiir (I/354).
- Kedua, suami wajib memberi makan istri dengan apa yang ia makan.
‘’Janganlah suami memberikan makanan
dan minuman yang baik kepada orang lain sementara dia melupakan istrinya.
Janganlah pula dia merasa kenyang sementara istrinya lapar, tetapi hendaklah
suami memberi istrinya makan dengan apa yang dia makan sehingga timbullah rasa
cinta yang kuat dari istrinya kepada suaminya,’’ ujar Syekh Sayyid Nada.
Menurut dia, seorang suami yang membiarkan isterinya kelaparan merupakan tindakan yang zalim dan Allah mengharamkan perbuatan buruk tersebut. Nabi SAW bersabda, ‘’Datangilah kebunmu (istrimu) dari mana saja kamu suka, berilah ia makan jika kamu makan, berilah ia pakaian jika kamu berpakaian, serta jangan mengatakan wajahnya jelek dan jangan memukulnya.’’ (HR Abu Dawud).
Menurut dia, seorang suami yang membiarkan isterinya kelaparan merupakan tindakan yang zalim dan Allah mengharamkan perbuatan buruk tersebut. Nabi SAW bersabda, ‘’Datangilah kebunmu (istrimu) dari mana saja kamu suka, berilah ia makan jika kamu makan, berilah ia pakaian jika kamu berpakaian, serta jangan mengatakan wajahnya jelek dan jangan memukulnya.’’ (HR Abu Dawud).
- Ketiga, suami harus memberikan pakaian yang baik kepada istrinya.
Seorang suami hendaknya memberikan
pakaian yang baik kepada istrinya, seperti pakaian yang dikenakannya.
‘’Hendaknya suami memberikan pakaian yang pantas kepada istrinya, tanpa
melakukan pemborosan,’’ ujar Syekh Sayyid Nada.
- Keempat, tak boleh menjelek-jelekan wajah istri.
Menurut Syekh Sayyid Nada, larangan
menjelek-jelekan wajah istri sangat ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam
hadisnya. ‘’Janganlah laki-laki berkata kepada istrinya, ‘semoga Allah
memburukan wajahmu,’’ tutur Syekh Sayyid Nada. Bahkan Nabi SAW juga
melarang orang memukul wajah.
BAGIAN 4
REPUBLIKA.CO.ID, Adab pergaulan
suami istri yang berkaitan dengan hak istri atas suaminya lainnya:
- Kelima, Saling pengertian
Seorang suami hendaknya menyadari
bahawa tidak mungkin istrinya bisa sempurna. Oleh karena itu, kata Syekh Sayyid
Nada, suami harus mengerti istrinya. Seorang suami harus bersabar terhadap aib
istrinya dan tidak membesar-besarkannya. Seorang suami harus bersabar atas
kekurangan istrinya.
- Keenam, Harus bersabar
Seorang suami harus bersabar atas
tabiat buruk isterinya . Begitu pula seorang istri harus sabar terhadap
keburukan suaminya. Nabi bersabda, “ Janganlah seorang mukmin meninggalkan
Mukminah apabila ia membenci sebagian akhlaknya, tentu ia akan ridha pada
sebagian yang lain.” (HR Muslim)
- Ketuju, Berlaku lembut kepada istri
Menurut Syekh Sayyid Nada, seoarng
suami hendaklah memelihara perasaan dan akal istrinya, sebagaimana Nabi SAW
melakukannya. Rasulullah SAW senantiasa berlaku lemah lembut kepada
istri-istrinya. Bahkan, sesekali bermain dan becanda.
- Kedelapan, tak mencela penampilan fisik
Tak seharusnya, seoarang suami
atau istri mencela penampilan fisik pasangannya bahkan menjelek-jelekannya,
seperti menghina rupa, bentuk badan, suara, cacat, kepincangan.
- Kesembilan, menasihati istri yang bermaksiat
Jika seorang suami melihat istrinya
berbuat maksiat, maka harus melarang dan memberi peringatan. Yakni dengan cara
yang disyariatkan. ‘’Sesungguhnya, jika tampak pada salah seorang keluarganya
kebohongan, Nabi SAW akan terus menegurnya sampai ia bertobat.,’’ tutur Syekh
Sayyid Nada.
Sebagai seorang pemimpin, suami harus meluruskan kebengkokannya, menjauhkan keburukan darinya, serta menasihati kesalahannya. ‘’Seorang suami memiliki hak untuk meluruskannya dengan nasihat, pisah ranjang, dan pukulan yang disyariatkan.
Sebagai seorang pemimpin, suami harus meluruskan kebengkokannya, menjauhkan keburukan darinya, serta menasihati kesalahannya. ‘’Seorang suami memiliki hak untuk meluruskannya dengan nasihat, pisah ranjang, dan pukulan yang disyariatkan.
- Tidak memukul istri
Menurut Syekh sayyid Nada, jika
seorang suami terpaksa memukul istrinya, maka janganlah memukul wajah serta
jangan memukul dengan pukulan yang melukai, karena hal itu dilarang oleh Nabi
SAW. Suami yang suka memukul istri, kata Rasulullah, bukanlah orang yang baik