"Unzhur maa qaala walaa tanzhur man qaala.." [Ali ra]

Monday, 21 November 2011

Hijrah yuk...



 Bismillah ...

“(Mereka berdo’a), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi. Ya Tuhan kami, Engkau-lah yang mengumpulkan manusia pada hari yang tidak ada keraguan padanya.” Sungguh, Allah tidak menyalahi janji. [Qs Ali ‘Imran : 8-9]
Esok, kita tidak tahu apa yang bakal terjadi, 20 menit ke depan kita pun tidak tahu apa yang akan terjadi, bahkan dua detik ke depan kita tak kan pernah tahu apa yang akan terjadi. Semua Allah yang mengatur. Hanya kepada-Nya lah kita mesti berharap. Dan atas karunia juga rahmat-Nya lah tulisan ini terhaturkan.
Hidup layaknya garis lurus, ada pangkal, ada ujung. Pangkalnya lahir, ujungnya kematian. Kita tak kan tahu kapan kita akan bertemu dengan ujung garis hidup kita. Yang terpenting adalah dari pangkal hingga ujung berisi amal semata. Apa pun amal yang dilakukan, semua tergantung dari niatnya. “Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut” (HR. al-Bukhāriy dan Muslim).
Cukuplah Allah saja yang dituju dari setiap amal yang kita lakukan. Kepada Allah dan Rosul-Nya kita berhijrah. Hijrah secara maknawi diartikan sebagai perpindahan dari tempat satu ke tempat yang lain. Dengan harapan memperoleh yang lebih baik.
 “Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” [Qs. Al Hasyr : 18]. Ujung garis hidup kita harus dalam keadaan siap. Dengan taqwa, kesiapan itu direncanakan. Hijrah dapat digunakan sebagai salah satu upaya merencanakan hari esok. Hijrah harus memberikan perubahan. Jika tidak perubahan, belum hijrah namanya. Misal hafalan dari dulu hingga sekarang masih 4 surat pendek dalam Al Qur’an. Perubahan untuk lebih baik di hari esok menuju ujung garis kehidupan. Orang yang paling cerdas, dialah yang paling banyak mengingat mati. Sehingga setiap perubahan diusahakan menjadi bekal untuk kehidupan sesudah mati.
Adapun macam hijrah ;
  1.  Hijrah makani, yaitu hijrah tempat. Di zaman ini hijrah makani harus dilakukan jika lingkungan tempat tinggal sekarang tidak aman, tidak kondusif untuk taat pada Allah, maka semestinyalah melakukan hijrah makani.
  2. Hijrah qalbi, ialah hijrah hati. Hijrah dari kemusyrikan menuju tauhid. Hijrah dari ketergantungan pada makhluk (manusia) menuju ketergantungan mutlak ke Allah.  Hijrah dari tujuan dunia menuju ke yakin pada Allah.  Belajar dari Siti Hajar ketika ditinggal Nabi Ibrahim di lembah yang gersang. Karena tauhid lah Siti Hajar “berbuat sesuatu”, tidak diam. Terus bergerak hingga menyejarah.
  3. Hijrah amaly, yaitu hijrah dari berbuat yang tidak bermanfaat ke hijrah perbuatan yang jauh lebih bermanfaat. Misal dalam menghantarkan anak ke tempat tidur. Hendaknya anak dihantar dengan cerita atau dongeng yang membangun akhlak. Jangan biarkan anak dihantar tidur oleh televisi. Hijrah dari tidak tahu menjadi lebih tahu, hijrah dari tahu menjadi lebih tahu. Hijrah lebih tahu menjadi beramal sholeh, hijrah dari beramal sholeh menuju istiqomah. Hijrah dari istiqomah menuju penjagaan keikhlasan. Hijrah dari belum baik menjadi baik, Hijrah dari baik menjadi lebih baik. Hijrah dari lebih baik menjadi paling baik (ahsanu 'amala).
Tahun baru hijrah hendaknya menjadi awal memperbaiki diri. Hijrah menuju kebaikan diri luar dan dalam. Memang fisik tidak bisa menjadi ukuran, tapi jika akhlak diri cantik maka fisik pun akan terlihat menawan. Ibarat buah jeruk yang dijual. Dari luar pun jeruk berkualitas bagus bisa terlihat, demikian pula jeruk tak berkualitas akan sangat terlihat. Dengan semangat tahun baru hijriyah, mari jadikan diri lebih baik untuk hari esok.
Bunga depan karita-Yogyakarta


Kenangan bersama Teh Ninih dalam takbir akbar di Langenastran no 9 Yogyakarta, 19-11-2011, untuk pertama kalinya dicium beliau. Semoga ketularan kesholihatan, keanggunan, kekaleman, keramahan, kesantunan beliau. “Hijrah hati itu yang paling sulit,” tutur beliau. 
Tanpa mengurangi inti dari tausiyah beliau, tulisan ini berbenah disana-sini. Semoga bermanfaat. Semoga Allah SWT memudahkan jalan para pencari hidayah, memudahkan setiap niat dalam beramal sholeh, meneguhkan dalam keistiqomahan, memudahkan keikhlasan tersimpan dalam qalbu. Aamiiin...   []

Saturday, 19 November 2011

Cukuplah Allah Pelindung Kita



Jika engkau merasa lelah dan tak berdaya atas usaha yang sepertinya sia-sia belaka,.. sesungguhnya, engkau tak perlu merasa putus asa, karena Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha dalam pekerjaanmu.

Lalu,,, ketika engkau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih atas semua kesedihanmu, sesungguhnya Allah SWT sudah menghitung setiap butiran air matamu.
 

Dan... jika engkau berpikir bahwa hidupmu sedang menantikan sesuatu yang paling berharga dalam hidupmu, sedangkan waktu terasa berlalu begitu cepat sekali, sesunggunhya engkau tak perlu khawatir karena Allah SWT sedang menunggu bersama denganmu.

Lalu, ketika engkau merasa hanya sendirian saja padahal teman-temanmu terlalu sibuk untuk hanya sekedar ber-say hallo dengan dirimu, tetapi sesungguhnya Allah SWT selalu berada disampingmu.

Kemudian, ketika engkau berpikir bahwa engkau sudah mencoba segalanya dan sudah tidak tahu lagi hendak berbuat apa, engkau tak perlu merasa risau, karena Allah SWT sudah memiliki jawabannya.

Selanjutnya, ketika segala sesuatunya sudah menjadi tidak masuk akal dan engkau merasa sangat tertekan, sebenarnya Allah SWT akan menenangkanmu.

[editan...maaf, sumbernya lupa...]
Hasbunallaahu wani’mal wakiil, ni’mal maulaa wa ni’mannashiiir

Monday, 14 November 2011

SMS Motivasi Untuk Suami


Maka syukur semestinya terucap jika saya berjumpa dengan beliau. Selalu saja ada hikmah terekam dalam setiap cakap. Seperti siang ini. Sekedar mendengar celotehan tentang tempat kerja baru saya, semua ini berawal. Terlalu semangat saya berceloteh hingga beliau yang tadinya berdiri akhirnya duduk di depan saya. Hehehe...
Nada dering sms beliau menyela pembicaraan kami. Senyum terukir di bibir beliau setelah membaca sms tadi. "Jadikanlah hari ini yang terbaik, rugi jika sudah meninggalkan keluarga sampai sore tapi hasilnya bukanlah yang terbaik...”, kata beliau. “Saya selalu sms ke suami. Sms motivasi...”, “kapan Bu kasihnya? Tadi pagi?” tanya saya. “tidak, kalau pagi nanti lupa beliau. Sms-nya siang gini, biar inget...kalau beliau sms-nya sms tausiyah,” kata beliau sambil tertawa simpul. “Gimana Bu bunyi smsnya, saya tulis disini ya, “ ijin saya. “Manggilnya gimana? Mas gitu ya? “tanya saya sambil senyum. Saya ingat cara beliau memanggil suaminya. “Iya...” sahut beliau. Saya acungkan kedua jempol saya pada beliau sambil berkata, “hebat Bu, jarang lho yang sms begitu, bisa jadi smsnya pesan minta dibelikan sesuatu yang membebani suami kerja,”. “Iya...diakhir sms saya selipi do’a, semoga Allah meridhoi kita, beliau itu rajin tidak seperti saya",  jelas beliau.
Dan inilah sms beliau,
 “ Mas... Jadikanlah hari ini sebagai amalan terbaik, rugi jika sudah meninggalkan keluarga sampai sore tapi hasilnya bukanlah yang terbaik, semoga Allah meridhoi usaha kita".
Romantis ya...[ups, jadi pingin sms...saya kan juga suka banget sms]. Dulu...sore hari, “Dik, minta dibelikan apa?” sms suami beliau. “Tidak usah beli apa-apa, Mas pulang dengan selamat saja sudah Alhamdulillah...”
Suami istri selayaknya pakaian, begitu Al Qur’an mengkiaskan. Suami pakaian istri demikian pula sebaliknya. Pakaian tuk menutupi aurat [sesuai syariat tentunya], menjadikan indah pandangan mata. Indah dalam pandangan mata pasangan juga sedap dipandang orang lain. Saling nasehat menasehati dalam kebaikan dan kesabaran. Seperti halnya suami-istri dalam tulisan ini. Semoga Allah memudahkan saya dalam mengambil setiap hikmah dari orang-orang di sekitar saya. Aamiiin

Monday, 7 November 2011

Keutamaan Ibadah Kurban


Sebagai salah satu wujud syukur nikmat kita pada Allah adalah menyembelih hewan kurban di bulan Dzulhijjah. Yaitu setelah didirikannya sholat ‘ied, dan dibacakannya khutbah pada tanggal 10 Dzulhijjah. Adapun penyembelihannya hingga hari-hari tasryik berakhir, yakni dari tanggal 11 dzulhijjah sampai tanggal 13 Dzulhijjah.
“Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang berlimpah. Maka dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah” (Qs Al-Kautsar 1-2)

Bukannlah daging ataupun darahnya, tapi keyakinan, ketaatan kita pada Allah-lah yang Allah terima. Ketaatan kita dalam melaksanakan ibadah sesuai tuntunan Rasullullah, dan bermula dari Nabi Ibrahim. Keimanan Nabi Ibrahim sekeluarga diabadikan dalam pelaksanaan ibadah kurban juga ibadah haji.
“Tidak sampai kepada Allah daging dan darah qurban itu, tetapi yang sampai kepada Allah ialah taqwamu” (Qs. Al-Hajj 37)
hewan kurban ayah

Allah membalas dgn cepat pahala bagi orang yg melaksanakan perintah berqurban.... Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya pahala sedekah (qurban) itu sampai kepada Allah sebelum (daging) sampai kepada tangan orang yang menerimanya, dan darah hewan qurban telah berada dalam tempat disisi Allah sebelum darahnya mengalir di tanah. (HR. Ibnu Majah)
Mari...bahagiakan diri kita dengan berkurban di hari raya idul adha dari sebagian nikmat yang Allah anugerahkan. Pilihlah kurban yang terbaik, dari rezeki yang baik, penuh keikhlasan...
Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada satu amalan yang paling dicintai Allah dari Bani Adam ketika hari raya Idul Adha selain menyembelih hewan qurban. Sesungguhnya hewan itu akan datang pada hari kiamat sebagai saksi dengan tanduk, bulu dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan qurban telah terletak di suatu tempat di sisi Allah sebelum mengalir di tanah. Karena itu bahagiakanlah dirimu dengannya. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim)