Rabu, 22 Desember 2010 jelang matahari tenggelam. Saya dan beberapa teman sepakat silaturahmi ke rumah salah satu teman seperjuangan, dimana seminggu sebelumnya beliau mendapat amanah Allah seorang bayi laki-laki. Putra pertamanya. Tak menyengaja bertepatan dengan hari ibu, semula rencana kami hari senin tapi berhubung hujan akhirnya kami undur. Sesampai rumah beliau, kami mesti menunggu beberapa saat untuk bisa menemui beliau. Bisa jadi karena kedatangan kami waktu sibuk-sibuknya mengurus diri dan sang bayi. Nah, ternyata sang bayi mungil lebih siap menemui kami terlebih dahulu dalam gendongan tantenya. Saya mengenal sang tante lebih awal dari pada teman saya. Usianya masih belasan, duduk di sekolah menengah. Tetapi sikapnya mengendong, mengajak bicara ponakan mungilnya jauh lebih luwes dibanding saya [hehe...saya masih belum bisa fasih berkomunikasi dengan bayi yang belum bisa diajak bicara, belum waktunya kali ya...]. Tante muda ini terus mengajak bicara ponakan mungilnya, meski bayi mungil itu tidak merespon sedikitpun. Kadang jika ada kosakata yang tidak saya pahami saya bertanya,”apa tu maksudnya”. Saya mengamati sikap tante muda ini sambil tersenyum-senyum. Dia memang pantas dan hebat jadi tante. Tentu saja ibunya lebih hebat lagi. Ketika ditanya apa karena dia sudah biasa dengan profesinya sebagai perawat, dia menjawab sambil tersenyum, ”Tidak juga..., biasanya masih takut juga menggendong bayi orang, tapi naluri ibu akan muncul jika punya bayi sendiri. Tapi saya masih dibantu Ibu untuk memandikan.”
Ya... Menjadi ibu dengan predikat pemula memang perlu belajar banyak hal. Mungkin demikian juga untuk Anda, dan pastinya saya [^_^ sambil tersipu,...malu]. Tante muda dan teman saya tadi belajar mengenali bayi mungilnya agar mereka mampu mensikapinya dengan tepat. Tulisan saya ini akan mengulas beberapa hal tips membangun kedekatan Anda dengan bayi Anda dengan harapan dapat bermanfaat untuk kita.
Bayi Anda mulai menggunakan daya pikirnya sejak lahir. Semakin Anda memahami apa yang dipikirkan bayi Anda, maka Anda akan semakin mengenalnya dengan baik. Hal ini disebabkan karena kemampuan berpikir bayi berkembang lebih awal daripada kemampuannya berbicara. Mengetahui apa yang bayi Anda pikirkan akan membantu Anda mengetahui keinginan bayi. Rangsangan (stimulus) yang Anda berikan pada bayi juga membantu perkembangan otak bayi yang masih terus berkembang. Stimulus ini dapat membantu mengembangkan daya berpikir bayi sebaik mungkin. Kedekatan Anda dengan bayi juga akan berdampak besar terhadap perkembangan emosi bayi di masa datang.
Berikut tips membangun kedekatan Anda dengan bayi Anda ;
1. Tataplah bayi Anda saat dia minum ASI/makan. Kapan pun jika memungkinkan arahkan wajahnya kepada Anda sehingga wajah Anda terlihat jelas olehnya. Ada yang perlu digarisbawahi disini bahwa penglihatan bayi berjarak sekitar 20-30 cm (8-12 inchi) dari ujung hidungnya. Ini adalah jarak normal dari wajah Anda dalam memeluk bayi, atau ketika Anda memberi ASI/makan. Jika ini sering dilakukan maka bayi akan terbiasa melihat wajah Anda dan insya Allah dia akan menikmatinya.
2. Tersenyumlah sebanyak mungkin pada bayi Anda, meski dia tidak membalas senyuman Anda. Senyuman yang Anda curahkan padanya akan memberikan kehangatan emosional. Untuk kita saja berkaitan dengan senyum dan berwajah berseri, berkata Abu Dzar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah sekali-kali kamu meremahkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan wajah berseri saat bertemu dengan saudaramu.”(HR. Muslim) Nah...yang dewasa saja perlu kehangatan emosional apalagi bayi kita...
3. Tenangkan bayi Anda sebisa mungkin saat dia menangis, meski Anda belum mengetahui penyebab dia menangis.
4. Bicaralah pada bayi Anda di setiap kesempatan ; saat memberi ASI, saat memberi makan, mengganti popok, dan saat bermain-main dengannya. Kata-kata Anda akan memperkuat hubungan Anda dengannya. Pada umumnya, bayi lebih sensitive pada suara yang memiliki nada tinggi, inilah sebabnya bayi lebih respon pada suara ibunya dari pada suara ayahnya. Anda dapat memilih kata-kata yang berbobot, mulia, benar, lurus, sopan, elegan penuh kelembutan. Kesempatan ini dapat Anda gunakan untuk mengenalkan Allah pada bayi Anda. Dalam QS Al Anfal ayat 45 Allah berfirman“...dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya (zikir dan doa) agar kamu beruntung.” Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah bersabda, “telah unggul orang-orang yang menyendiri(untuk beribadah).” Mereka bertanya,”Apa maksud orang yang menyendiri? Beliau menjawab,”Orang yang selalu zikir dan banyak mengingat Allah baik dari kaum laki-laki maupun perempuan” (HR. Muslim)
5. Saat Anda memeluk bayi Anda, sentuhlah pipi dan dagunya dengan lembut penuh cinta atau mencium tangan dan wajahnya. Tentu dia kan merespon dengan menggerakkan kakinya karena senang. Riset membuktikan bahwa bayi perempuan lebih sensitive terhadap sentuhan dibandingkan bayi laki-laki, tetapi pada umumnya semua bayi suka dengan kontak fisik ini. Pelukan yang Anda berikan dapat memberikan rasa aman, nyaman dan terjaga bagi bayi. Jangan biarkan bayi Anda berpikir, “ dimana ibuku?”
Segala sesuatu yang berkaitan dengan bayi sejak lahir hingga pertumbuhannya, semua serba menakjubkan. Membuat tersenyum semua orang. "Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani dan majusi" (H.R.Bukhari & Muslim). Jadi...layaklah jika kita menjaganya, merawatnya, mendidiknya dengan penuh kasih sayang sehingga dia tumbuh menjadi generasi penerus yang bertakwa. Karena dia adalah aset kita di dunia dan akhirat sebagai anak yang sholeh. Pantaslah jika kita selalu melantunkan do’a penuh harap... “Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyayang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” QS Furqaan : 74
Special Thanks for : Mbak Ana n jundi
Sumber : Al Qur’anul kariim
Imam Nawawi “Riyadhus Shalihin”
Dr.Richard Woolfson “What is my baby thinking”
Senyum bayi Ghozian Adlan |
No comments:
Post a Comment