"Unzhur maa qaala walaa tanzhur man qaala.." [Ali ra]

Friday, 29 July 2011

Menyelami Samudera Al Mulk Ayat 2 edisi Hikmah Ramadhan

Bismillah...
Masih dalam bahasan QS Al-Mulk : 2, ahsanu ‘amala, menjadi baik saja tidak cukup, tapi menjadi lebih baik, edisi 28 Juli 2011, Ust. Drs H. Syathori Abdul Rouf, al Hafiz. Darush Shalihat.
Keseluruhan hidup adalah hikmah, tanpa hikmah akan terasa hambar, kering, gersang, tak bermakna. Hikmah adalah kebaikan yang kita temukan di balik semua peristiwa. Ia mata air segala kebaikan. Darinya menetes sejuknya sikap bijak, darinya mengalir beningnya ucap mulia, darinya memancar jernihnya cahaya kebenaran. Sehingga orang yang menemukan hikmah berarti ia menemukan kebaikan. “Dia memberikan hikmah (kemampuan untuk memahami rahasia-rahasia syariat agama) kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.”(QS. 2 :269).                                           Kriteria kebaikan adalah ;
  • lurusnya pikiran,
  • jernihnya perasaan dan,
  • tepatnya tindakan.
Tidak mungkin orang menemukan kebaikan jika pikirannya belum lurus, perasaannya belum jernih dan tindakannya belum tepat.
Pikiran yang lurus adalah pikiran yang menuntun kita untuk yakin bahwa segala sesuatu itu terjadi pasti seizin Allah. Berperasaan jernih berarti yakin bahwa kejadian apa pun selalu membawa manfaat untuk kita. Keyakinan ini akan menuntun kita melafadzkan doa, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.(QS. 3:191). Contoh ; suatu ketika motor ditabrak orang, lecetlah motor kesayangan kita itu. Lantas...Bagaimana sikap kita? Marah? Pada siapa? Jika kita menyadari bahwa semua terjadi atas izin Allah dan mengambil hikmah kesabaran dari kejadian ini, maka nilai jual dunia motor kita itu benarlah murah, akan tetapi nilai jual akhirat jauuuuuuuh lebih mahal.
Tepatnya tindakan, berarti apa pun yang kita lakukan selalu memberi manfaat untuk diri dan orang lain. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (khairunnas anfa'uhun linnas).
Pintu kebaikan adalah hikmah. Ramadhan adalah bulan yang penuh hikmah. Ramadhan merupakan peluang bagi kita untuk memperoleh pikiran yang lurus, jernihnya perasaan, tepatnya tindakan.
Hikmah-hikmah Bulan Ramadhan ;
1.     Syahrul Maghfiroh
Bulan terampuninya dosa. Abu Hurairah ra berkata, Nabi SAW bersabda :”Barangsiapa yang berpuasa(riwayat lain menyebut beribadah) Ramadhan, dengan iman dan ihtisab kepada Allah, maka  dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (Muttafaqun 'alaih). Setengah sisi bulan Ramadhan adalah kebaikan, setengah sisi yang lain adalah apa yang kita lakukan(amal kita). Barangsiapa yang bertemu Ramadhan tetapi dosanya tidak terampuni berarti ia tidak ingin masuk surga, orang itu akan masuk neraka dan Allah akan menjauhinya. Tanda terampuninya dosa adalah ketika diakhir Ramadhan, terasa berat berpisah dengan bulan mulia ini, dan mengisinya dengan ibadah penuh semangat. Rasa berat, juga semangat hanya Allah dan diri kita saja yang mengetahuinya. Sehingga tanda ini ada pada diri kita sendiri. Jika kita tahu kebaikan/rahmat bulan Ramadhan, maka pasti kita ingin seluruh bulan dalam satu tahun adalah bulan Ramadhan.
2.     Syahrul Junnah
Bulan tameng, di bulan ini kita ditamengi dari keburukan-keburukan. Apa bila masuk bulan Ramadhan, dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan dirantai syetan-syetan.
3.     Syahrul Hasanat
Bulan kebaikan. Bulan Ramadhan, bulan dimana kita mudah melakukan kebaikan dan dilipatgandakan pahalanya. Amalan sunah mendapat pahala amalan wajib di bulan lain, amalan wajib dilipatkan 70 kali lipat. Salah satu contoh kita mudah kebaikan dalam bulan ini adalah menyegerakan berbuka, memberi makanan untuk berbuka orang berpuasa, dll.
4.     Tarbiyah Ikhlas
Ikhlas ;
-  beramal semata-mata karena Allah Ta’ala (definisi ikhlas dalam Al Qur’an.
- berarti menghadapi apa pun dan siapapun dengan hati yang lapang (definisi ikhlas dalam bahasa melayu, contoh ; saat dihina orang, tidak membalas dan mengambil sikap ‘saya ikhlas’, saat kehilangan sesuatu kita sering mengatakan, "ya sudah, hilang tidak apa-apa, saya ikhlas")
Kita hidup ditengah-tengah dua himpitan, yaitu himpitan kesenangan dan himpitan kesusahan. Dalam kesenangan, kita bersyukur, dalam kesusahan kita bersabar. Himpitan kesenangan lebih keras dari pada himpitan kesusahan. Ketika diberi kesenangan tapi membuahkan kekikiran, berarti ia tidak ikhlas, ia terhimpit oleh kesenangan. Bahagia, lapang akan diperoleh dari sejauh mana ia ikhlas. Ikhlas berarti memadukan antara indahnya sabar menghadapi musibah, dan eloknya syukur menerima nikmat karunia-Nya. Sabar-syukur dua sisi kehidupan. [dicontohkan juga oleh Ustadz, tarbiyah ikhlas yaitu saat thawaf, dimana ketika thawaf jutaan manusia saling berhimpitan, jika bukan karena ikhlas menerima kesenangan dan kesusahan maka yang akan diperoleh hanyalah penderitaan, keluh kesah]
Ramadhan mengajari kita ikhlas. Empat jenis keikhlasan dari hikmah Ramadhan ;
Ø  Ikhlas menerima musibah yang sudah di takdirkan Alloh. Saat puasa kita merasa lapar, haus, takdirnya begitu. Jika kita ikhlas menerimanya, maka kita akan peroleh hikmah yang berlimpah. Misal ; dapat meningkatkan kepekaan sosial, melembutkan hati.
Ø  Ikhlas menunggu datangnya nikmat.
Kenikmatan orang berpuasa adalah saat berbuka dan saat bertemu Tuhannya. Ikhlas menunggu datangnya nikmat dengan melakukan amal kebaikan, misal membaca Al Qur’an. Jodoh nikmat bukan? tanya Ustadz, "nikmat" jawab hadirin. menunggu datangnya nikmat jodoh bukanlah duduk-duduk di bunderan UGM, lanjut beliau disambut riuh hadirin. Sebaik-baik tempat menunggu jodoh adalah masjid, menjadi takmir masjid, seloroh beliau sambil tersenyum pada mahasiswa (kebetulan mereka menjadi takmir masjid).
Ø  Ikhlas saat nikmat datang menghampiri.
Saat waktu buka tiba, berbukalah seperlunya. Keikhlasan berbuka seperlunya dengan tujuan agar tidak tertinggal sholat maghrib berjamaah di masjid.
Ø  Ikhlas terhadap kemungkinan datangnya musibah, yakni dengan bersiap diri.
Bersahurlah, sesungguhnya di dalam sahur ada barokah. Tarbiyah sahur ; dengan sahur kita mempersiapkan diri dengan kebutuhan jasmani untuk beraktivitas siang harinya. Misal ; siang hari kehujanan, jika fisik kita tidak kuat maka flu mudah menyerang. Persiapkan kekuatan fisik dengan sahur.
Hikmah Ramadhan sebagian kita bisa mengetahuinya, tetapi banyak yang hanya Allah mengetahuinya. Hikmah-hikmah yang tidak kita ketahui ini bisa melimpah ke kita jika kita tahu cara memperolehnya. Abu Hurairah ra berkata, Nabi SAW bersabda :”Barangsiapa yang berpuasa(riwayat lain menyebut beribadah) Ramadhan, dengan iman dan ihtisab kepada Allah, maka  dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (Muttafaqun 'alaih).
Iman, berarti “membiarkan” pikiran dan perasaan kita dipengaruhi oleh Allah Ta’ala. Suka dan tidak suka, standart kita Allah saja. Motif kita berpuasa, motif kita beramal cukuplah Allah semata.
Ihtisab ialah berusaha memilih amal yang paling disukai Allah Ta’ala.
Iman dan ihtisab inilah cara memperoleh limpahan hikmah di bulan Ramadhan.


“Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1432 H, mohon maaf lahir dan batin” Mari kita azzamkan Ramadhan kali ini kita penuhi dengan apa yang Allah sukai saja.

Thursday, 28 July 2011

Gusti Ora Sare



Album : Gusti Ora Sare
Munsyid : Suara Syuhada

Keno opo ati digawe kuciwo
wong nyatane rizki tan keno di nyono
lha njur ngopo urip di gawe nelongso
wong nasibe wis di nulis sing kuwoso

Gusti ora sare
Gusti ora sare
Gusti Allah pirso karo awake dewe

Mengapa hati dibuat kecewa
bila kau tau dunia sementara
mengapa jiwa selalu merana
bila kau hidup dalam naunganNya

Allah tidak tidur
Allah tidak tidur
Allah Maha tau segala-galanya

Gusti ora sare
Gusti ora sare
Gusti Allah pirso karo awake dewe

didunia hidup hanya sementara
carilah dunia cukup yang sekedarnya saja
di akhirat hidup untuk selamanya
bersiaplah dengan bekal iman dan taqwa

didunia hidup hanya sementara
carilah dunia cukup yang sekedarnya saja
di akhirat hidup untuk selamanya
bersiaplah dengan bekal iman dan taqwa

Gusti ora sare
Gusti ora sare
Gusti Allah pirso karo awake dewe

Wednesday, 20 July 2011

Ahlan wa Sahlan Ya...Ramadhan


Ahlan wa sahlan ya Ramadhan...ditulis oleh beliau Ustadz Syatori AR, Drs. Pengasuh Pondok pesantren mahasiswi Darush Shalihat Yogyakarta. Sebagai bekal menyambut Ramadhan 1432 H. Untukmu yang sedang merindu...
Semoga bermanfaat...

Ramadhan, harum baumu memutihkan kehidupan. Cerah wajahmu memerahkan nyali perjuangan. Rekah senyummu menguningkan padi ketundukkan. Lembut sapamu menghijaukan padang ketenangan...

Subhanallah, Tamu Agung itu...
Ramadahn, tamu agung yang diruindu itu sebentar lagi akan tiba mengunjungi hari-hari kita selama sebulan penuh.
Ya Allah,berkahilah Ramadhan kami kali ini, jadikan ia taman surga, tempat kami membebaskan diri dari segala jeratan belenggu hawa nafsu. Jadikan ia mentari selalu menerangi jalan hidup kami menuju surga-Mu...
Apa yang sudah kita siapkan?
Siapa pun tamunya, pasti membawa berkah, lebih-lebih tamu Ramadhan. Tapi siapkah kita menerima berkah Allah lewat Ramadhan ini? semua bergantung pada sikap terhadapnya, baik sebelum, ketika dan sesudah ia datang.

Adab menerima tamu
Islam menetapkan bahwa menerima tamu itu ada adabnya, yaitu ;
  1. Menyiapkan rumah kita agar tak terkesan sebagai rumah hantu.
  2. Membersihkan rumah dari segala kotoran yang mengganggu
  3. Menyiapkan hidangan terlezat selera “daqu”
  4. Menyambut dengan senyum menyentuh qalbu
  5. Menempatkan tamu di tempat yang nyaman

Rumah Hantu, Hati Hantu
Siapa pun tidak akan mau bertamu di rumah hantu, yaitu rumah yang pantasnya dihuni oleh makhluk hantu (pasti ngeri dan serem!!)
Hati hantu adalah hati yang di dalamnya tidak ditemukan sifat-sifat terpuji yang dibenci oleh para hantu bernama syetan, seperti : qana’ah, tawakal, khauf, roja’, ikhlas, rahmah dst. Justru yang bercokol dihati hantu adalah sifat-sifat tercela yang disuka hantu syetan, seperti ; syirik, nifaq, riya’, sum’ah, sombong, dendam, kiki dll.
Ramadhan tidak akan mau mengunjungi siapapun yang masih berhati hantu seperti ini. karena itu, inilah saatnya kita menghilangkan bahkan mengikis habis semua “hantu” yang masih bergentanyangan memenuhi jagat hati kita, dengan kita hunuskan pedang jihadun nafsi (berjuang melawan nafsu) dan kita babatkan ke nafsu yang telah menghantukan hati kita, dengan cara :
  1. Senyumlah kepada orang tidak kita suka
  2. Berikanlah segala yang kita suka (Alhamdulillah...)
  3. Beramallah dengan kebaikan yang nafsu kita sangat tidak suka (Laa ilaaha illallaah...)
  4. Balaslah keburukan orang dengan kebaikan yang paling ia suka (Allahu Akbar...)

Rumah kotor, Hati Kotor
Siapapun akan enggan bertamu di rumah yang kotor dan bau. Kalau pun terpaksa bertamu, hanya bisa bertahan beberapa menit.
Ramadhan adalah tamu yang sangat bersih dan suka dengan yang bersih. Maka ia sangat suka mengunjungi hamba-hamba yang berhati bersih, dan enggan serta tidak betah mengunjungi orang-orang yang berhati kotor dan bau. Sehingga orang-orang yang berhati kotor hanya mersakan kehadiran Ramadhan itu hanya dalam beberapa hari saja. Selebihnya tidak terasa lagi kehadirannya, adanya sama seperti tiadanya (Wal ‘iyadzu billah)

Hidangan Lezat, Hati Nikmat
Setiap tamu pasti senang disuguh hidangan lezat nan nikmat. Begitu pulalah tamu Ramadhan, yang sebentar lagi datang mengunjungi kita, sangat suka dengan hidangan-hidangan lezat lagi nikmat. Apakah hidangan itu? Bukan makanan. Bukan pula minuman, melainkan amal ibadah dan amal shalih yang telah kita rasakan nikmat-lezatnya sampai ke hati kita.
Amal ibadah dan amal shalih yang belum dirasakan nikmat lezatnya sampai ke hati, akan menjdai suguhan yang tidak enak bagi sang tamu Ramadhan. Akibatnya, diapun tida betah membersamai kita, dan kita pun damal 2 atau 3 hari kemudian merasakan letih, jenuh, dan bosa dengan mala-amal Ramadhan. Ramadhan pun “pergi” meninggalkan kita tanpa pesan, tanpa kesan.
Bagaimana caranya agar kita bisa menikmati lezati segala amal baik kita? Berikut langkah-langkahnya :
  1. Membeningkan hati sebening-beningnya
  2. Mengikhlaskan semua amal baik kita semata-mata karena dan untuk Allah
  3. Berjuang untuk tidak pernah henti mengamalkan segala kebaikan.

Senyum Ramadhan, bahagia Kita
Tamu mana yang tak senang disambut snyum tulus menawan. Ramadhan pun akan bahagia, saat dari “Jauh” ia melihat kita tersenyum bahagia menyambut.
Senyum kita adalah bahagia kita yang tak terperi, berseri bagai cerianya pagi hari menyambut hadirnya mentari, atau bagai sang putri yang mengimpikan menjadi bidadari.
Senyum kita kepada Ramadhan adalah buncahan rindu yang mensyahdu dalam suratan doa-doa yang tiada henti agar kita segera dipertemukan kembali dengan Ramadhan.
Senyum kita kepada Ramadhan adalah serpihan cinta yang menyatu dalam siratan khusyu’ khudu’nya hati kita dalam dekapan ta’abbud kepada-Nya.
Akhirnya, semoga kelak kita bisa menempatkan Ramadhan di tempat yang paling disukainya, yaitu hati yang telah berselimutkan iman dan ihtisab kepada Allah Ta’ala.
Iman akan membuat amal-amal Ramadhan kita lakukan semata-mata karena cinta kepada Allah Ta’ala dan rindu untuk berjumpa dengan-Nya di taman surga.
Ihtisab akan membuat semua amal baik kita di bulan Ramadhan ini kita lakukan semata-mata karena Allah, hanya ingin dibalas Allah Ta’ala. Dan cukuplah hanya Allah sebaik-baik yang memberi balasan.
Rasulullah SAW bersabda :”barangsiapa yang berpuasa(riwayat lain menyebut beribadah) di bulan Ramadhan, semata-mata karena iman dan ihtisab kepada Allah, maka akan diampunilah dosa-dosanya di masa lalu.” (HR. Muslim)
Semoga Ramadhan kita kali ini menjadi Ramadhan yang terbaik dalam hidup kita. Karena bisa jadi inilah Ramadhan kita yang terakhir...
Ya Allah akhirilah hidup kami husnul khotimah. Dan jadikanlah surga sebaik-baik tempat pertemuan kami dengan semua orang yang kami cintai, di alam akhirat nanti.

Sunday, 3 July 2011

Memilih Hidup Sekali Lagi

Terinspirasi dari www.abatasa.com, kolom motivasi, mengajari saya untuk lebih indah menatap kehidupan. Bahwa disetiap yang Alloh anugerahkan tersimpan sejuta makna, bahwa disetiap ujian yang Dia berikan tersimpan kasih sayang-Nya sebagai pengajaran bagi saya untuk lebih baik. Bahwa apa yang ada pada diri ini segalanya sempurna, sebagai hal terbaik. Dan...inilah inspirasi itu,

Alkisah, Tuhan hampir setiap saat mendengar keluh kesah, ketidakpuasan, dan penderitaan dari manusia ataupun dari makhluk lain ciptaan-Nya. Kemudian, Tuhan ingin sekali tahu bagaimana jika semua makhluk tersebut diberi kesempatan memilih hidup sekali lagi; ingin menjadi apakah masing-masing dari mereka? Maka, Ia membagikan pertanyaan kepada semua makhluk ciptaan-Nya.

Tikus dengan cepat menjawab, "Jika diberi kesempatan memilih, aku ingin menjadi kucing. Enak ya jadi kucing, bisa bebas merdeka berada di dapur bahkan disediakan makanan, susu, dan dielus-elus oleh manusia."
Kucing pun dengan sigap menjawab, "Kalau bisa memilih, aku ingin jadi tikus. Kepandaian tikus mengelilingi lorong-lorong rumah bisa membuat orang serumah kewalahan. Tikus bisa mencuri makanan yang tidak bisa aku santap. Hebat sekali menjadi seekor tikus."

Saat pertanyaan yang sama disampaikan ke ayam, begini jawabnya, "Aku ingin menjadi seekor elang. Lihatlah elang di atas sana! Wah, ia tampak begitu perkasa mengepakkan sayapnya yang indah di angkasa luas, membuat semua makhluk iri dan ingin menjadi seperti dirinya. Tidak seperti diriku, setiap hari mengais makanan, terkurung dan tidak memiliki kebebasan sama sekali."
Sebaliknya, si elang segera menjawab, "Aku mau menjadi seekor ayam. Ayam tidak perlu bersusah payah terbang kesana-kemari untuk mencari mangsa. Setiap hari sudah disediakan makanan oleh petani, diberi suntikan untuk mencegah penyakit, dan ayam begitu terlindung di dalam kandang yang nyaman, bebas dari hujan dan panas."

Beda lagi jawaban yang diberikan oleh manusia. Si perempuan menjawab, "Saya ingin menjadi seorang laki-laki, kemudian menjadi pemimpin besar dan yang hebat! Menjadi perempuan sangatlah menderita. Harus bisa melayani, bertarung nyawa melahirkan anak, kemudian membesarkan mereka. Ini adalah pekerjaan yang sangat melelahkan."
Tapi laki-laki menjawab, "Aku mau jadi perempuan. Betapa indah rupanya dan halus budi bahasanya. Kelihatannya, ia selalu disayang, dilindungi dan dimanjakan. Selain itu, tidak ada pahlawan yang lahir tanpa seorang perempuan. Surga saja ada di telapak kaki ibu atau wanita."

Setelah mendengar semua jawaban para mahluk ciptaan-Nya, Tuhan pun memutuskan tidak memberi kesempatan untuk memilih lagi. Alias, setiap makhluk akan kembali menjadi makhluk yang sama.

Netter yang bijaksana,

Pepatah mengatakan, "Rumput tetangga selalu lebih hijau dibandingkan dengan rumput di kebun sendiri." Manusia selalu memikirkan kelebihan, kebahagiaan, dan kesuksesan orang lain sehingga mengabaikan apa yang sudah dimilikinya. Membandingkan diri dengan orang lain, secara terus-menerus, bisa membuat hidup kita menderita. Padahal orang yang kita pikirkan mungkin berpikir sebaliknya!

Mampu menerima dan bersyukur apa adanya atas apapun yang kita miliki adalah kebijaksanaan. Bisa ikut berbahagia melihat kebahagiaan dan kesuksesan orang lain adalah kekayaaan mental.

Be your self! Jadilah diri Anda sendiri! Mari mencintai apa yang kita miliki; maka hidup kita pasti akan penuh dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Setuju?

Salam sukses luar biasa!
http://www.abatasa.com/kolom/detail/motivation/664/memilih-hidup-sekali-lagi-finance.html