Bismillah...
Masih dalam bahasan QS Al-Mulk : 2, ahsanu ‘amala, menjadi baik saja tidak cukup, tapi menjadi lebih baik, edisi 28 Juli 2011, Ust. Drs H. Syathori Abdul Rouf, al Hafiz. Darush Shalihat.
Keseluruhan hidup adalah hikmah, tanpa hikmah akan terasa hambar, kering, gersang, tak bermakna. Hikmah adalah kebaikan yang kita temukan di balik semua peristiwa. Ia mata air segala kebaikan. Darinya menetes sejuknya sikap bijak, darinya mengalir beningnya ucap mulia, darinya memancar jernihnya cahaya kebenaran. Sehingga orang yang menemukan hikmah berarti ia menemukan kebaikan. “Dia memberikan hikmah (kemampuan untuk memahami rahasia-rahasia syariat agama) kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.”(QS. 2 :269). Kriteria kebaikan adalah ;
- lurusnya pikiran,
- jernihnya perasaan dan,
- tepatnya tindakan.
Tidak mungkin orang menemukan kebaikan jika pikirannya belum lurus, perasaannya belum jernih dan tindakannya belum tepat.
Pikiran yang lurus adalah pikiran yang menuntun kita untuk yakin bahwa segala sesuatu itu terjadi pasti seizin Allah. Berperasaan jernih berarti yakin bahwa kejadian apa pun selalu membawa manfaat untuk kita. Keyakinan ini akan menuntun kita melafadzkan doa, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.(QS. 3:191). Contoh ; suatu ketika motor ditabrak orang, lecetlah motor kesayangan kita itu. Lantas...Bagaimana sikap kita? Marah? Pada siapa? Jika kita menyadari bahwa semua terjadi atas izin Allah dan mengambil hikmah kesabaran dari kejadian ini, maka nilai jual dunia motor kita itu benarlah murah, akan tetapi nilai jual akhirat jauuuuuuuh lebih mahal.
Tepatnya tindakan, berarti apa pun yang kita lakukan selalu memberi manfaat untuk diri dan orang lain. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (khairunnas anfa'uhun linnas).
Pintu kebaikan adalah hikmah. Ramadhan adalah bulan yang penuh hikmah. Ramadhan merupakan peluang bagi kita untuk memperoleh pikiran yang lurus, jernihnya perasaan, tepatnya tindakan.
Hikmah-hikmah Bulan Ramadhan ;
1. Syahrul Maghfiroh
Bulan terampuninya dosa. Abu Hurairah ra berkata, Nabi SAW bersabda :”Barangsiapa yang berpuasa(riwayat lain menyebut beribadah) Ramadhan, dengan iman dan ihtisab kepada Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (Muttafaqun 'alaih). Setengah sisi bulan Ramadhan adalah kebaikan, setengah sisi yang lain adalah apa yang kita lakukan(amal kita). Barangsiapa yang bertemu Ramadhan tetapi dosanya tidak terampuni berarti ia tidak ingin masuk surga, orang itu akan masuk neraka dan Allah akan menjauhinya. Tanda terampuninya dosa adalah ketika diakhir Ramadhan, terasa berat berpisah dengan bulan mulia ini, dan mengisinya dengan ibadah penuh semangat. Rasa berat, juga semangat hanya Allah dan diri kita saja yang mengetahuinya. Sehingga tanda ini ada pada diri kita sendiri. Jika kita tahu kebaikan/rahmat bulan Ramadhan, maka pasti kita ingin seluruh bulan dalam satu tahun adalah bulan Ramadhan.
2. Syahrul Junnah
Bulan tameng, di bulan ini kita ditamengi dari keburukan-keburukan. Apa bila masuk bulan Ramadhan, dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan dirantai syetan-syetan.
3. Syahrul Hasanat
Bulan kebaikan. Bulan Ramadhan, bulan dimana kita mudah melakukan kebaikan dan dilipatgandakan pahalanya. Amalan sunah mendapat pahala amalan wajib di bulan lain, amalan wajib dilipatkan 70 kali lipat. Salah satu contoh kita mudah kebaikan dalam bulan ini adalah menyegerakan berbuka, memberi makanan untuk berbuka orang berpuasa, dll.
4. Tarbiyah Ikhlas
Ikhlas ;
- beramal semata-mata karena Allah Ta’ala (definisi ikhlas dalam Al Qur’an.
- berarti menghadapi apa pun dan siapapun dengan hati yang lapang (definisi ikhlas dalam bahasa melayu, contoh ; saat dihina orang, tidak membalas dan mengambil sikap ‘saya ikhlas’, saat kehilangan sesuatu kita sering mengatakan, "ya sudah, hilang tidak apa-apa, saya ikhlas")
Kita hidup ditengah-tengah dua himpitan, yaitu himpitan kesenangan dan himpitan kesusahan. Dalam kesenangan, kita bersyukur, dalam kesusahan kita bersabar. Himpitan kesenangan lebih keras dari pada himpitan kesusahan. Ketika diberi kesenangan tapi membuahkan kekikiran, berarti ia tidak ikhlas, ia terhimpit oleh kesenangan. Bahagia, lapang akan diperoleh dari sejauh mana ia ikhlas. Ikhlas berarti memadukan antara indahnya sabar menghadapi musibah, dan eloknya syukur menerima nikmat karunia-Nya. Sabar-syukur dua sisi kehidupan. [dicontohkan juga oleh Ustadz, tarbiyah ikhlas yaitu saat thawaf, dimana ketika thawaf jutaan manusia saling berhimpitan, jika bukan karena ikhlas menerima kesenangan dan kesusahan maka yang akan diperoleh hanyalah penderitaan, keluh kesah]
Ramadhan mengajari kita ikhlas. Empat jenis keikhlasan dari hikmah Ramadhan ;
Ø Ikhlas menerima musibah yang sudah di takdirkan Alloh. Saat puasa kita merasa lapar, haus, takdirnya begitu. Jika kita ikhlas menerimanya, maka kita akan peroleh hikmah yang berlimpah. Misal ; dapat meningkatkan kepekaan sosial, melembutkan hati.
Ø Ikhlas menunggu datangnya nikmat.
Kenikmatan orang berpuasa adalah saat berbuka dan saat bertemu Tuhannya. Ikhlas menunggu datangnya nikmat dengan melakukan amal kebaikan, misal membaca Al Qur’an. Jodoh nikmat bukan? tanya Ustadz, "nikmat" jawab hadirin. menunggu datangnya nikmat jodoh bukanlah duduk-duduk di bunderan UGM, lanjut beliau disambut riuh hadirin. Sebaik-baik tempat menunggu jodoh adalah masjid, menjadi takmir masjid, seloroh beliau sambil tersenyum pada mahasiswa (kebetulan mereka menjadi takmir masjid).
Ø Ikhlas saat nikmat datang menghampiri.
Saat waktu buka tiba, berbukalah seperlunya. Keikhlasan berbuka seperlunya dengan tujuan agar tidak tertinggal sholat maghrib berjamaah di masjid.
Ø Ikhlas terhadap kemungkinan datangnya musibah, yakni dengan bersiap diri.
Bersahurlah, sesungguhnya di dalam sahur ada barokah. Tarbiyah sahur ; dengan sahur kita mempersiapkan diri dengan kebutuhan jasmani untuk beraktivitas siang harinya. Misal ; siang hari kehujanan, jika fisik kita tidak kuat maka flu mudah menyerang. Persiapkan kekuatan fisik dengan sahur.
Hikmah Ramadhan sebagian kita bisa mengetahuinya, tetapi banyak yang hanya Allah mengetahuinya. Hikmah-hikmah yang tidak kita ketahui ini bisa melimpah ke kita jika kita tahu cara memperolehnya. Abu Hurairah ra berkata, Nabi SAW bersabda :”Barangsiapa yang berpuasa(riwayat lain menyebut beribadah) Ramadhan, dengan iman dan ihtisab kepada Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (Muttafaqun 'alaih).
Iman, berarti “membiarkan” pikiran dan perasaan kita dipengaruhi oleh Allah Ta’ala. Suka dan tidak suka, standart kita Allah saja. Motif kita berpuasa, motif kita beramal cukuplah Allah semata.
Ihtisab ialah berusaha memilih amal yang paling disukai Allah Ta’ala.
Iman dan ihtisab inilah cara memperoleh limpahan hikmah di bulan Ramadhan.
“Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1432 H, mohon maaf lahir dan batin” Mari kita azzamkan Ramadhan kali ini kita penuhi dengan apa yang Allah sukai saja.