"Unzhur maa qaala walaa tanzhur man qaala.." [Ali ra]

Saturday 23 June 2012

BAHAGIANYA ORANG ANEH...


Tulisan ini hasil copas dari Yusuf Mansur Network. Terinspirasi oleh judulnya yang aneh, “orang aneh yang berbahagia”. Selidik punya selidik, ternyata orang aneh yang dimaksud diambil dari hadist yang teramat familiar. Hanya saja saya baru tahu kali pertama ini kata ‘aneh’ digunakan dalam hadist tersebut. Hayoo coba tebak siapa orang aneh yang berbahagia???
# ##
Rasulullah SAW Bersabda artinya,Peliharalah (perintah dan larangan) Allah, niscaya kamu akan selalu merasakan kehadiran-Nya. Kenalilah Allah waktu kamu senang, niscaya Allah akan mengenalimu waktu kamu dalam kesulitan. Ketahuilah, apa yang luput dari kamu adalah sesuatu yang pasti tidak mengenaimu dan apa yang akan mengenaimu pasti tidak akan meleset dari kamu. Kemenangan (keberhasilan) hanya dapat dicapai dengan kesabaran. Kelonggaran bersamaan dengan kesusahan dan datangnya kesulitan bersamaan dengan kemudahan. (HR. Tirmidzi)
[Membaca ini teringat sms teman, "Jika yang menembak kita belum tentu berhasil. Tapi jika Allah yang nembak, tak kan pernah meleset, pasti tepat sasaran. Kencengin doanya aj, selebihnya Allah yang nentuin." hah?? kok jadi agak menyimpang..]

Rasulullah SAW Bersabda artinya,'Sesungguhnya bermula datangnya Islam dianggap asing (aneh) dan akan datang kembali asing. Namun berbahagialah orang-orang asing itu. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, Ya Rasulullah, apa yang dimaksud orang asing (aneh) itu? Lalu Rasulullah menjawab, Orang yang melakukan kebaikan-kebaikan di saat orang-orang melakukan pengerusakan.' (HR. Muslim)

Disaat dimana-mana kerusakan yg ada, dalam arti kebenaran mutlak yaitu begitu banyaknya pelanggaran terhadap perintah Allah, maraknya kemaksiatan. Rasulullah SAW dlm hadistnya diatas mengabarkan akan kebahagiaan terhadap orang-orang yg cinta dengan perbaikan memperbaiki keadaan.

Manfaat untuk orang lain dlm tataran tingginya adalah membawa perbaikan ke Jalan Allah SWT. Bisa bertaubat, akibat menyadari kesalahanya. Makanya teladan terbaik hanya pada Nabi dan Rasul serta Umat yg mengikuti jejaknya.

Kebanyakan orang beribadah untuk diri sendiri, taubatnya untuk diri sendiri, itu baik, tetapi jauh lebih baik bila banyak orang mengikuti jejaknya ke jalan Allah SWT. Zaman ini diarahkan kepada kebendaan, orientasi kebanyakan orang tidak seperti itu, dimana justru mereka merugi dan tidak ada bukti cinta sama sekali.

Rasulullah SAW Bersabda artinya,umat terdahulu selamat (jaya) karena teguhnya keyakinan dan zuhud. Dan umat terakhir kelak akan binasa karena kekikiran (harta dan jiwa) dan cita-cita kosong. (Ibnu Abi Ad-Dunia)

Semua karunia hakikatnya ujian lambat laun berubah menjadi tujuan. Akibatnya banyak yang tidak melakukan totalitas, dan kebanyakan terbuai dengan cita-cita keduniaan yang menipu. Disaat mereka pemuja syahwat, kalangan Yahudi berhasil menarik potensi-potensi umat dengan jebakan opininya, dimana menjadi hal yang lumrah, Kaum Muslimin tidak lagi melihat contoh para Anbiya tetapi gaya kehidupannya menjadi seperti Yahudi, didepan matanya hanya hal-hal keduniawiaan tidak ada kecemburuan beragama, dan menegakkannya dalam diri, keluarga beserta lingkungan.

Ada ancaman serius dan sangat tegas dari Allah SWT. Atas amanah kehidupan ini bukan sembarang menclok, inilah daftar tandingan Allah SWT yang mutlak, dan tidak banyak dikupas karena fadhilah ujian atas keutamaannya. Bila banyak orang yahudi peduli dengan propaganda kerusakannya atas agama Allah, namun umat Islam tidak lagi banyak yg perduli atas nama daftar-daftar ini silahkan disimak satu persatu.

(At Taubah :24) Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu CINTAI dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjuang di jalan-Nya, maka TUNGGULAH sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang FASIK

Maha benar Allah SWT yg maha tinggi dan maha suci dengan segala firman-Nya.
###

Monday 11 June 2012

MAHAR PERNIKAHAN


Masih dalam bahasan pernikahan melalui twit Ustadz Fauzil Adhim. Membahas tentang mahar, niat, juga ilmu. Semakin tercekat diri ini disebabkan oleh pertanyaan bersliweran di pikiran. Seberapa lurus niat saya untuk menikah, seberapa banyak ilmu tentang pernikahan, seberapa besar kemampuan saya meng-ilmu-i semua itu. Seberapa yakin saya akan janji Allah, seberapa besar taat diri ini akan perintah-Nya, seberapa semangat diri ini dalam mem-bagus-kan diri. Satu hal yang mesti saya teguhkan, yakni apa sih keinginan saya sebenarnya. Twitt Ustadz Fauzil malam ini benar-benar luar biasa. Mari kita cermati bersama-sama, semoga bermanfaat dan meng-inspirasi...

 1. Bersebab halusinasi bahwa Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam memberikan mahar hingga milyaran rupiah nilainya, >>
2. >> seorang akhwat bahkan bersungut-sungut menolak bahwa Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam adalah penggembala.
3. Padahal riwayat yang menunjukkan setiap nabi pernah menjadi penggembala adalah shahih.
4. Mereka demikian trpukau dg ucapan sbagian manusia yg mengatakan bahwa Rasulullah saw sudah mulai menjalankan bisnis di usia 8 tahun.
5. Padahal inilah usia ktk Muhammad saw berpindah pengasuhan dari kakeknya, Abdul Muthalib, kpd pamannya: Abu Thalib.
6. Ingatlah nasehat Umar bin Khaththab ra., “Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam menetapkan mahar para wanita >>
7. >> karena jika mahar itu dianggap sebagai pemuliaan di dunia atau tanda takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala >>
8. >> tentu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dahulu daripada kalian untuk berbuat demikian.” (Riwayat Abu Dawud).
9. Ini merupakan riwayat yang shahih dan bertutur tentang apa yang seharusnya kita perhatikan saat menikah >>
10. >> sekaligus menunjukkan bahwa Rasulullah saw. tidak pernah berlebihan dalam memberikan mahar.
11. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah brkata bahwa mahar yg diberikan oleh Nabi saw tidak pernah melebihi 500 dirham.
12. Berapakah nilainya 500 dirham itu? Ukurlah nilainya saat itu di sana (catat: DI SANA!), lalu takarlah menurut ukuran sekarang di sana.
13. Syaikh Abdul Aziz Bin Abdullah bin Baaz menunjukkan bahwa 500 dirham setara dg lebih kurang 130 riyal.
14. Ini dapat kita jumpai pada buku Fatwa-Fatwa Terkini (Darul Haq). Jika dirupiahkan, lebih kurang sama dengan Rp 325.000,-. Nah.
15. Maka, apakah yang menghalangi kita untuk meringankan mahar jika ini menjadi jalan kebaikan?
16. Bukankah kita menyimak membaca dalam riwayat bagaimana Rasulullah saw mnyerukan kpd kaum muslimin u/ memudahkan mahar.
17. Ketika seorang laki-laki tak sanggup memberikan mahar dalam bentuk harta berharga, Rasulullah saw bahkan bersabda, >>
18. >> “Carilah sekalipun cincin yang terbuat dari besi" (HR. Bukhari).
19. Dan ketika cincin yg terbuat dari besi pun tak dapat dtemukan lelaki itu, Nabi saw menikahkan dg mahar bacaan bbrp ayat Al-Qur’an.
20. Semoga Allah Ta’ala limpahkan barakah kepadamu dan semoga Allah ‘Azza wa Jalla kumpulkan kebaikan engkau berdua dalam kebaikan, >>
21. >> lalu menghimpunkan engkau bersama orangtua dan keturunanmu di sebaik-baik tempat, yakni surga, >>
22. >> bersebab kesungguhanmu untuk melaksanakan sunnah dan keridhaanmu menjalani pernikahan yang amat sederhana.
23. Semoga pula Allah Ta’ala ringankan jalan menuju pernikahan, dekatkan jodoh dan menyegerakan datangnya saat untuk menikah.
24. Lalu, apa yang harus engkau lakukan jika jodoh tak kunjung datang meski ikhtiyar tak putus-putus engkau lakukan?
25. Bersabarlah & kemudian bersabarlah. Apa yang Allah Ta’ala takdirkan bagimu akan terjadi, sbgmn telah tetapnya kematian atas kita.
26. Tidak penting kapan kita mati, yang paling penting adalah bagaimana kita mati.
27. Atas perkara jodoh, penuhilah segala yang menjadi asbab terjadinya pernikahan yang barakah.
28. Jika Allah Ta’ala telah tetapkan bagimu jodoh di dunia, maka kesungguhanmu dalam menetapi apa yang seharusnya engkau lakukan, >>
29. >> semoga menjadi asbab Allah Ta’ala limpahkan kebarakahan hidup dan kebarakahan pernikahan bagimu.
30. Adapun jika Allah ‘Azza wa Jalla telah tetapkan tidak adanya kesempatan bagimu untuk menikah, >>
31. >> maka kesungguhanmu dalam bersiap tetaplah merupakan kebaikan yang mulia.
32. Baguskanlah dirimu. Perbaiki akhlakmu. Dan janganlah engkau berputus asa dari rahmat Tuhanmu.
33. Semoga kesungguhanmu membaguskan diri mnjadi asbab u/ dperjumpakannya engkau dg orang yg amat tinggi kemuliaan agama dan akhlaknya.
34. Menata niat dan membekali diri dengan ilmu sebelum menikah benar-benar perkara yang sangat penting.
35. Tapi bukan berarti pernikahan menjadi akhir dari keharusan untuk senantiasa berbenah dan menjaga niat.
36. Menata hati tak mengenal kata putus, sebab pada segumpal darah inilah baik dan buruknya diri kita ditentukan.
37. Jika hari ini kita mampu zuhud dan qana’ah, bulan depan belum tentu jika kita tidak gigih menjaga hati.
38. Terlebih ketika berduyun-duyun manusia menyeru kita untuk kaya dan meletakkan kemuliaan pada banyaknya harta.
39. Di antara mereka ada yang merangkai dengan kisah-kisah yang seakan sunnah untuk menguatkan seruannya.
40. Letak masalahnya bukan pada kekayaan, tetapi pada orientasi kita.
41. Jika kita telah mngalami perubahan orientasi dari akhirat kpd dunia, maka trjadi pula perubahan dlm brbagai aspek kehidupan kita, >>
42. >> termasuk bagaimana kita memandang manusia maupun penampilan. Dari sini, banyak hal bisa terjadi.
43. Bermula dari berubahnya orientasi hidup, rumah-tangga yang awalnya penuh kesejukan, dapat berubah menjadi gersang dan hampa.

Sunday 10 June 2012

JAGALAH DIRIMU & KELUARGAMU DARI API NERAKA

Judul ini adalah kosakata yang amat sangat familiar bagi saya. Familiar bukan berarti paham alias memaknai juga fasih menjalankan judul tersebut lho! Setidaknya mencoba selangkah demi selangkah menuju ke arah itu. Membaca twitt Ustadz Salim malam ini menggerakkan jari-jari saya menekan tuts-tuts keyboard agar isi twitter melegenda di jiwa saya mengalir lembut hingga menyentuh sejuk ke hadapan Anda. Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, sebuah pesan langsung dari Allah, pesan yang dijabarkan Ustadz Salim dalam twitter beliau dengan hastag  #MingMal. Mencicipi surga di dunia sebelum surga, hmmmm...
  1. Selalu ada waktu yang harus terluang untuk keluarga; yang tentang mereka Allah akan pertanyakan kepemimpinan & bimbingan kita. 
  2. Seruan awal pada Sang Nabi; “Dan beri ingatlah keluargamu yang terdekat!” (QS 26: 214), maka hikmah & nasehat adalah hak mereka.
  3.  Allah katakan “Jaga dirimu & keluargamu dari api neraka!” (QS 66: 6); maka terhajat kebersamaan penuh keteladanan, penuh makna.
  4. Ya, anak & isteri adalah kesenangan hidup di dunia. Maka tugas kita mengupayakan; agar kelak berkumpul bahagia lagi di surga.
  5. Dan juga, mereka adalah titipan; maka kita harus jaga agar kelak saat dikembalikan pada Allah, semua sesuai awalnya: fithrah.
  6. Merekapun fitnah & ujian. Dalam membersamai & menyenangkan mereka, bergulatlah hasrat dengan keterbatasan; lalu teruji ketaatan.
  7. Berbahagialah suami & ayah, yang memastikan tiap suapan ke mulut isteri-anak & tiap yang dikenakan, halal-thayyib tak meragukan.
  8. Bahagialah suami & ayah; membimbing isteri & anak mengulang hafalan, tadabburi Quran, mengisah penuh cinta sirah Nabi & sahabat. 
  9. Berbahagialah suami & ayah; yang khusyu’ menangis mendoakan keselamatan, keberkahan, serta kebaikan anak-isteri & keturunannya. 
  10. Berbahagialah suami & ayah; mengecupkan doa perlindungan & cinta saat isteri-anaknya lelap tidur, atau saat berpamit bepergian.
  11. Berbahagialah suami & ayah; syukur & takjubi kemajuan isteri & anak dalam berkebaikan; lalu ada peluk, doa, & hadiah sederhana.
  12. Berbahagialah suami & ayah; menjadi kebanggaan anak-isteri, tapi tak menumpulkan pengembangan diri mereka dalam hidup berbakti. 
  13. Tanggungjawab suami & ayah demikian agung; seakan saat isteri dinikahi & anak dilahirkan; mereka bersabda: bawa kami ke surga!
  14. Bahwa terkisah Nuh beserta isteri & anak nan durhaka; itulah penyadar bahwa suami & ayah tak punya kuasa atas jiwa nan dicinta.
  15. Bahwa hidayah tak menjadi hak ayah & suami, hattapun seorang Nabi. Yang kita pertanggungjawabkan ikhtiyar kita, bukan hasilnya.
  16. Betapa agung Allah yang mensyariatkan nikah & keluarga; sebagai amanah, ujian, & kesenangan; terciciplah surga sebelum surga. 

 Lantas... sudahkah kita mencicipi surga sebelum surga?

Saturday 9 June 2012

MENIKAHLAH.., LURUSKAN NIAT DAN BERBEKAL LAH DENGAN ILMU...

Terinspirasi dari twitter Moh. Fauzil Adhim membuat jantung seakan berhenti berdegup [hehe...lebay dikit]. Sebenarnya hanya dari kalimat ini sih “bahkan dari pernikahan yang mungkin tidak sempat engkau jalani karena kematian datang lebih cepat daripada pernikahan”. Efeknya, memacu semangat baru, semangat menghimpun niat yang mungkin sudah terserak. Semangat memperbaharui niat dalam perjalanan panjang ini, yang mungkin sudah berbelok dipersimpangan. Semangat baru...semangat menimba ilmu sambil berbenah dalam dan luar diri alias semangat memantaskan diri. Bersemangatlah...Bukankah Allah telah menjanjikan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik? Laki-laki mukmin untuk wanita mukmin, dst. Makin tambah semangat bukan...??? (*_*)
 Saya pernah dapat sms dari teman, isi smsnya begini. “Kalau mau laki-laki yang sempurna mati aja dulu,nanti nikahnya di surga aja,”. Saya tidak peduli maksud dan tujuan si pengirim sms tersebut, saat itu justru sms tersebut memacu saya untuk berpikir pantas ga saya masuk surga, hehe... de javu dengan twitter Ustadz Fauzil. Ini sih versi saya ya, bagaimana dengan Anda?
Twitter lengkapnya ini ya...
1. Semoga Allah Ta’ala ampuni saya. Baguskan niat dan perbaiki terus-menerus.
2. Selama prjalanan menuju prnikahan, tak ada bekal yg lebih penting u/ engkau prsiapkan melebihi niat & ‘ilmu. Keduanya saling berkait.
3. Niat akan menentukan nilai dari pernikahan yang akan engkau jalani, >>
4. >> bahkan dari pernikahan yang mungkin tidak sempat engkau jalani karena kematian datang lebih cepat daripada pernikahan.
5. Tetapi niatmu yang lurus dan kesediaanmu untuk berbenah mempersiapkan diri menunaikan sunnah Nabi saw. berupa menikah, >>
6. >> akan menentukan apa yang akan engkau dapatkan dari Tuhanmu, Allah ‘Azza wa Jalla yang tiada sekutu baginya.
7. Dan tidaklah engkau dapat menata niat dan membaguskan tujuan dengan benar kecuali dengan memahami ilmunya.
8. Ilmu juga sangat penting bagi keberlangsungan pernikahan.
9. Sebaik apa pun niatmu dalam menikah, engkau memerlukan ilmu untuk memasukinya, menjalani dan merawatnya.
10. Maka, tidak ada yang lebih mendesak untuk aku pesankan kepadamu melebihi niat dan ‘ilmu.
11. Smakin jauh mngarungi pernikahan, semakin terasa pula betapa kurangnya bekal yang ada pada diri ini sebelum memasuki pernikahan.
12. Tampaknya sepele, tapi niat amat sering terabaikan sehingga tidak tertata dengan baik.
13. Sangat berbeda antara apa yang kita ucapkan dengan apa yang sungguh-sungguh mendasari dan menggerakkan kita untuk menikah.
14. Sesungguhnya, sebaik-baik perkataan adalah kalamuLlah, yakni Al-Qur’anul Karim.
15. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Muhammad shallaLlahu ‘alaihi wa sallam.
16. Jika engkau mengingini prnikahan penuh barakah, maka ikuti ptunjuk mnusia yg paling baik ptunjuknya, yakni Muhammad Rasulullah saw.
17. Perhatikan apa yang mendatangkan barakah, apa pula yang menjadikan pernikahan sangat besar barakahnya.
18. Mari kita ingat sabda Nabi saw., “Sebaik-baik mahar adalah yang paling mudah (ringan)." (HR. Al-Hakim).
19. Perhatikan olehmu: yang paling mudah maharnya. Maka sederhanakanlah olehmu mahar.
20. Perhatikan juga sabda Nabi saw. yang menjadi penegas betapa sederhananya mahar merupakan salah satu bentuk keutamaan.
21. Sabda Nabi saw., “خَيْرُ النِّكَاحِ أَيْسَرُهُ Sebaik-baik pernikahan adalah yang paling mudah (maharnya).” (HR. Abu Dawud).
22. Hadis ini menunjukkan dengan sangat jelas kepada kita tentang keutamaan meringankan mahar.
23. Maka janganlah engkau memberat-beratkan diri dg prkataan orang bahwa Nabi saw berikan mahar kpd isterinya dlm jumlah amat fantastis.
24. Sebuah tulisan di majalah bahkan dengan berani berkata bahwa Nabi saw. memberikan mahar senilai 3 milyar rupiah.
25. Ini adlh prkataan yg dpt mnyebabkan fitnah syubhat & skaligus fitnah syahwat; dua sebab kerusakan yg amat serius akibatnya bagi iman.

Semoga bermanfaat ...
Awal membaca twitter beliau saya sepakat banget tentang niat dan ilmu, kirain enndingnya tentang itu juga, eee...ternyata masuk ke mahar yang mampu mendatangkan barokah. Tak apa deh...kali lain waktu mbahas bebekalan menuju dan menjalani pernikahan. 
Yang pasti sahabat-sahabatku...kita kembalikan semua niat, aktivitas kita ke sebaik-baik perkataan yaitu kalamuLlah, Al-Qur’anul Karim. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Muhammad shallaLlahu ‘alaihi wa sallam.

Semangat ya...