"Unzhur maa qaala walaa tanzhur man qaala.." [Ali ra]

Friday 6 May 2011

Carilah Jalan Menuju Hidayah Rabb-mu

Pagi ini, saya mendapat solusi dari seorang kawan baik jika saya masih berniat mengikuti acara sabtu-ahad, 7-8 Mei 2011 di luar kota. Bla bla bla...rencana perjalanan saya diatur olehnya. Saya tersenyum, teringat perjalanan yang sama, pernah kami lalui. Berdua. Perjalanan yang sempat membuat keempat mata kaki saya tenggelam alias bengkak, tapi ingin mengulang kembali.  Bukan bengkaknya, hehehe, tapi nuansa ukhrowinya. "Saya tidak mungkin berangkat sendiri", sela saya. " Saya akan temani, itu kan niat baik njenengan, sapa tahu nanti disana ketemu "...", njenengan kan ingin "...",  saya akan mengeluarkan uang meski saya berhutang," sambung beliau dengan tawa sambil berlalu. Lantas...saya mencoba mengintip "niat baik" yang beliau katakan. Benarkah ini niat baik? Lillahi Ta'aala? atau sekedar obsesi saya akan "sesuatu"? Sepertinya justru kawan saya itulah yang memiliki niat baik. Semoga Allah membalas niat baik kawan saya dan mencatatnya sebagai amal baik, pemberat timbangan di Yaumul Hisab kelak. Aamiiin

Carilah Jalan Menuju Hidaya Rabb-mu. Aidh Abdullah al-Qarni di http://www.eramuslim.com/nasihat-ulama/carilah-jalan-menuju-hidayah-Rabbmu, mengingatkan saya akan semua hikmah yang Allah berikan. Pagi ini, setelah membaca tulian ini dan berbincang dengan kawan baik saya tadi, entah mengapa jantung saya berdetak lebih cepat (^_^)

Jum'at Raya...,
Ya Rabb... kumpulkanlah hamba bersama hamba-hamba yang Engkau cintai, ijinkanlah hamba ditengah majelis yang Engkau berkahi, jadikanlah mimpi-mimpi hamba nyata adanya. Ya Rabb...anugerahkanlah hamba akan cinta-Mu dan cinta orang-oarang yang cintanya bermanfaat bagiku disisi-Mu. Ya Allah...segala yang Engkau karuniakan kepadaku yang aku cintai, jadikanlah  ia kekuatanku dalam segala yang Engkau cintai. Ya Allah...segala yang engkau jauhkan dariku yang aku cintai, jadikanlah ia kehilanganku untuk segala yang Engkau cintai. Aamiiin.


Carilah Jalan Menuju Hidaya Rabb-mu,
Abud Dzar yang menyambut seruan dakwah Nabi Shallahu alaihi wa sallam, sesudah Nabi menyebarkan kepadanya dengan sederhana lagi mudah seperti yang telah diterangkan sebelumnya. Sesudah itu Abu Dzar ra langsung pergi ke bukit Shafa, lalu berteriak : "Hai orang-orang Quraiys, aku telah mengakui bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah".
Kalimat sangat menyengat perasaan pemimpin yang melampaui batas dari kalangan orang-orang kafir Quraiys. Mereka berdatangan kepadanya dari segala penjuru dan langsung memukulinya beramai-ramai, hinga hampir saja Abu Dzar tak sadarkan diri dan tubuhnya bermandikan darah. Rasul pun datang kepadanya,sedang tubuhnya penuh dengan darah, karena luka pukulan mereka dan keadaannya seakan-akan mengatakan :
"Jika memang menyenangkan hatimu apa yang telah dilakukan oleh orang yang dengki kepada kami, maka luka ini tidak lah terasa sakit , jika engkau merasa ridha kepadaku".
Rasul Shalallahu' alaihi wa sallam tersenyum dan bersabda : "Aku tidak memerintahkan ini kepadamu".
Apa artinya pembelaan seperti ini? Apa artinya pengobanan seperti ini?
Selanjutnya, Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sekarang pulanglah ke kampung kaummu. Sampai bersua nanti!
Abu Dzar ra pulang dan menebarkan hidayah kepada kaumnya, karena sesungguhnya seorang muslim pada hari dia masuk Islam, bertujuan agar dengan Dia memberi petunjuk kepada banyak orang, karena manusia sangat membutuhkan seruan dakwahnya.
"Engkau adalah perbendaharaan mutiara, dan pertama dalam kemelut dunia, meskipun mereka tidak mengenalmu. Engkau adalah dambaan semua generasi, mereka merindukan seruanmu yang tinggi, meskipun tidak mendengarmu".
Abu Dzar bangkit dan mengumpulkan semua kabilahnya di padang sahara, lalu berkata kepada mereka : "Darahku haram bagi darahmu, tubuhku haram bagi tubuhmu, dan harta haram bagi hartamu, sebelum kamu beriman kepada Allah", tegas Abu Dzar. Selanjutnya, Abu Dzar menerankgan agama Islam, seperti yang didengarnya dari Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam.
Belum lagi ia tidur pada malam itu telah beriman sebanyak 70 keluarga berikut dengan kaum wanita, kaum pria, dan anak-anak mereka. Selanjutnya, Abu Dzar menghadap ke arah sebuah pohon yang ada di sana dan dia mulai bermeditasi, karena sesungguhnya dia belum mengetahui shalat dan memang shalat waktu itu belum difardhukan.
Ketika Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam berhijrah ke Madinah, tiba-tiba datang Abu Dzar di barisan paling depan dari kaummnya yang telah beriman. Para shahabat pun keluar. Mereka mengira bahwa di sana ada pasukan musuh yang datang dengan maksud menyerang kota Madinah.
Nabi Shallahu alaihi wa sallam keluar pula bersama dengan para shahabatnya dan ternyata yang datang adalah Abu Dzar, seorang lelaki yang hidup atas dasar kalimah "laa ilaaha illalloh", dan bersujud kepada Tuhan yang telah menurunkan kalimah "laa ilaaha illalloh", sedang dibelakangnya adalah para muridnya yang telah berhasil di-Islam-kannya.
Setelah melihat kedatangan peringatan dini yang membawa berita gembira alias Abu Dzar ra ini, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, tersenyum :
"Tiada seorang pun yang bernaung di kolong langit dan bercokol diatas hamparan bumi ini lebh jujur ucapannya, selain Abu Dzar", ujar Rasul Shallahu alaihi wa sallam.
Jadi, penyebab yang paling besar bagi seorang hamba untuk meraih hidayah ialah bila mempunyai keinginan yang keras untuk mendapatkannya sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya :
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik". (QS : al-Ankabut : 69).
Undang kami ke Baitullah-Mu Ya Rabb...